Upaya mempertahankan mahkota Liga Champions mereka dimulai 10 hari dari sekarang di Stadio San Paolo di Naples.

Dari rekor transger hingga manajer baru dan putra ikon sepakbola tahun 1990-an, inilah profil ketiga lawan The Reds di Grup E.

Napoli

Akan bertanding pada hari Selasa, Liverpool kembali ke Naples sebanyak dua kali dalam waktu kurang dari setahun.

Bahkan, Napoli dan The Reds bermain satu sama lain sebanyak enam kali dalam waktu 16 bulan, tim asuhan Jürgen Klopp telah menyingkirkan Gli Azzurri dari penyisihan grup Liga Champions dengan gol yang dicetak pada musim lalu.

Dengan pelatih yang sama dan skuad yang sebagian besar sama, tim Carlo Ancelotti bermain sama baiknya musim ini karena mereka bertujuan untuk mematahkan rekor Juventus di Serie A dan berhasil melewati babak penyisihan grup Liga Champions untuk pertama kalinya sejak 2016-17.

Bintang-bintang seperti Kalidou Koulibaly, Dries Mertens dan Lorenzo Insigne sekarang akan dibantu oleh Kostas Manolas, Eljif Elmas, Fernando Llorente dan Giovanni Di Lorenzo, belum lagi sang pemain muda sensasional, Hirving Lozano - penyerang Meksiko yang dibeli dari PSV Eindhoven pada bulan Agustus.

Satu hal yang tentunya masih diingat adalah hasil 1-0 musim lalu di Anfield dan San Paolo.

Napoli menang 4-3 saat bertandang ke Fiorentina pada pekan pembukaan Serie A sebelum kekalahan yang mengejutkan dari skor yang sama saat bertandang ke Juve akhir pekan lalu. Pemain-pemain baru seperti Manolas, Lozano dan Di Lorenzo semuanya mencetak gol melawan Juve ketika tim tamu menyamakan kedudukan dari 3-0 menjadi 3-3 dalam waktu 18 menit, dan lalu kebobolan melalui gol bunuh diri Koulibaly di menit akhir pertandingan.

"Ini lebih baik daripada tahun lalu, tetapi tetap grup yang sulit," kata Ancelotti setelah undian, merujuk pada grup musim lalu, yang berisi Paris Saint-Germain dan Red Star Belgrade. "Kami yakin."

Salzburg

Bagi Salzburg, penyisihan grup Liga Champions terbukti layak untuk ditunggu-tunggu.

Tereliminasi selama fase kualifikasi di masing-masing enam musim terakhir, juara Austria 13 kali itu akhirnya menemukan rute langsung ke turnamen tahun ini berkat koefisien Bundesliga Austria.

Tim lain seharusnya tidak meremehkan ancaman yang dapat ditimbulkan oleh klub yang telah memenangkan 11 penghargaan domestik dalam lima tahun terakhir dan secara konsisten bermain di Liga Eropa.

Di bawah pelatih sebelumnya Marco Rose, Salzburg mencapai semi-final kompetisi klub sekunder UEFA pada 2017-18. Hasil tersebut termasuk kemenangan agregat 6-5 yang luar biasa atas Lazio. Mereka juga mengalahkan Celtic di kandang dan tandang pada musim berikutnya dalam perjalanan ke babak 16 besar, di mana mereka tersingkir oleh Napoli.

Rose pergi ke Borussia Monchengladbach di musim panas, dan kehilangan striker yang mencetak 37 gol - Moanes Dabour, kini bermain di Sevilla - juga bisa menjadi pukulan berat. Tetapi strategi rekrutmen Salzburg yang sangat dikagumi telah memastikan transisi yang mulus sejauh ini di bawah bos baru Jesse Marsch. 22 gol yang mereka buat dalam lima pertandingan liga pertama merupakan rekor Bundesliga Austria baru.

Sadio Mane dan Naby Keita keduanya menghabiskan dua tahun mereka di Stadion Salzburg, di mana potensi besar berikutnya tampaknya adalah striker Norwegia Erling Haaland, yang juga merupakan putra mantan gelandang Manchester City Alf-Inge.

Pemain berusia 19 tahun ini telah mencetak 11 gol dalam tujuh pertandingan musim ini, mendukung awal sempurna klubnya di liga dan piala domestik.

"Ini adalah grup yang luar biasa, kami memiliki lawan yang sangat bagus, dan saya benar-benar berharap untuk bermain melawan Liverpool khususnya," komentar Marsch setelah undian dibuat. "Mereka adalah tim yang hebat dan itu akan menjadi tantangan besar bagi kami."

Sementara bek veteran, Andreas Ulmer, sedang menunggu untuk reuni. "Saya sudah menonton Sadio dan Naby di televisi," katanya. "Dan aku senang bisa bertemu mereka lagi di Salzburg."

Genk

Genk terkenal dengan sistem akademi karena telah menghasilkan Kevin De Bruyne, Thibaut Courtois, Christian Benteke dan Divock Origi dan nama besar lainnya.

Mereka sangat mampu mengacaukan dominasi kekuatan tradisional sepakbola Belgia, Anderlecht dan Club Brugge, dari waktu ke waktu, seperti yang Blauw-Wit lakukan pada Mei lalu untuk memenangkan gelar liga keempat dalam sejarah mereka.

Sejak itu, Genk kehilangan pelatih yang melakukan kemenangan itu, Philippe Clement, ke Brugge, sementara gelandang andalannya Leandro Trossard dan Ruslan Malinovskyi masing-masing pindah ke Brighton & Hove Albion dan Atalanta.

Pencetak gol terbanyak musim lalu, Mbwana Samatta, tetap ada, dan klub dari provinsi Limburg di Belgia timur telah membuat awal yang solid sejauh ini di bawah penerus Clement, Felice Mazzu. Mereka berada dua poin di bawah pemuncak Divisi Pertama A setelah enam pertandingan.

Dari tujuh pemain baru yang didatangkan musim panas ini, yang paling menarik perhatian adalah Ianis Hagi. Putra playmaker legendaris Gheorghe Hagi, gelandang berusia 20 tahun itu tiba dari Viitorul Constanta pada bulan Juli setelah muncul sebagai salah satu pemain yang luar biasa di Euro U21 musim panas, di mana ia mencetak gol dalam kemenangan 4-2 Rumania atas Inggris.

"Kami ingin menunjukkan diri kami di Liga Champions, kami harus percaya diri dan percaya kami bisa mendapatkan poin," kata Mazzu. "Kalau tidak, tidak ada alasan untuk pergi."

Untungnya bagi Klopp, ia sudah memiliki seorang pencari bakat yang dekat dalam diri Origi, yang menghabiskan sembilan tahun bersama Genk sebelum bergabung dengan Lille pada 2010.

"Ketika kami berjalan di luar lapangan sehabis latihan, saya langsung berbicara dengan Divock tentang bermain melawan Genk!" kata sang pelatih sambil tertawa pada hari undian dibuat. "Kami akan melakukan analisis dan penelitian pada ketiga tim, tetapi kami tahu mereka semua memainkan musim yang luar biasa tahun lalu."