Menurut Andy Robertson, kecepatan berpikir yang berbuah gol pembuka Liverpool ke gawang Fulham menjadi contoh sebuah tim top yang menampilkan kemampuan terbaik mereka.

Laga lanjutan Liga Premier di Anfield pada Minggu (11/11) masih berskor kacamata hingga menjelang turun minum, dan pihak tamu lah yang terlihat lebih berpeluang untuk memecah kebuntuan.

Hal tersebut pun terjadi. Fulham melesakkan bola ke gawang tuan rumah terlebih dahulu, namun gol tandukan Aleksandar Mitrovic itu dianulir karena offside. Tak disangka, 14 detik kemudian, Reds ganti menjebol pertahanan lawannya.

Saat Fulham masih mencerna keputusan wasit, Alisson Becker mengambil tendangan bebas kepada Trent Alexander-Arnold, yang memberi umpan kepada mohamed Salah. Sang pemain Mesir ini mampu mengejar bola dan mengubahnya jadi gol kedelapannya musim ini.

“Saya pernah ada dalam situasi serupa bersama Hull,” ujar Robertson, menjelaskan pergerakan yang memiliki sifat dasar keras tersebut. “Anda akan sulit memahaminya, tapi terkadang saat anda bermain melawan tim-tim besar ini dan anda mendapat tendangan sudut, ini hal yang melegakan – lalu anda lengah.

“Al mengirimkan bola dengan cepat pada Trent, yang mengirimkan umpan fantastis kepada Mo. Kami memanfaatkan kelengahan mereka; mereka semua berlari cepat dan kemudian bola sudah melesak ke gawang sebelum mereka bisa melakukan apa pun.

“Ini sulit bagi mereka, tapi itu lah yang dilakukan oleh semua tim top. Untungnya, kami mampu melakukan itu. Kami unggul terlebih dahulu, itu selalu krusial, terutama dalam laga kandang.”

Liverpool memperlebar keunggulan mereka sejak tahap awal babak kedua. Umpan Robertson diterima Xherdan Shaqiri dan pemain No. 23 itu mengirimkan tendangan lambung yang tak dapat diselamatkan kiper lawan.

Assist kelima Robertson sepanjang musim ini tersebut membantu Reds memastikan poin penuh, sekaligus memperpanjang rekor tak terkalahkan dalam 12 laga. Reds pun mencapai 30 poin, menyamai catatan terbaik mereka di era Liga Premier.

“Kami hanya bisa mengurus diri kami sendiri, dan itu lah hal yang kami lakukan,” ujar Robertson.

“Babak pertama memang sedikit menyulitkan, namun Mo muncul di saat yang tepat. Babak kedua adalah penampilan yang sungguh profesional. Kami harusnya bisa mencetak lebih banyak gol; kami betul-betul mengontrol permainan, sebuah hal yang menyenangkan.”