Liverpool mempertahankan start 100 persen di musim 2018-19 dengan kemenangan yang sulit 2-1 di Leicester City sebelum jeda internasional.

The Reds sebelumnya tidak pernah memenangi empat pertandingan awal musim di era Liga Primer Inggris, tapi mereka bisa melakukannya lewat gol-gol dari Sadio Mane dan Roberto Firmino di King Power Stadium.

Namun, itu bukan pertama kalinya mereka mengawali musim dengan empat kemenangan beruntun.

Faktanya, Liverpool pernah melakukannya dalam tiga kesempatan sebelum musim ini, yang paling terbaru adalah 1990-91. Tapi, apa yang terjadi selanjutnya?

Divisi Pertama 1990-91 (delapan kemenangan beruntun)

Liverpool besutan Kenny Dalglish mengawali musim 1990-91 sebagai juara bertahan setelah mengamankan gelar liga ketiga dalam masa kepelatihan sang pahlawan--dan yang ke-18 dalam sejarah klub--pada Mei ketika itu.

Liverpool mengawali musim baru dengan delapan kemenangan beruntun yang termasuk kemenangan 4-0 atas rival abadi Manchester United dan kemenangan derby 3-2 atas Everton.

Tim Dalglish memimpin liga untuk sebagian besar paruh pertama musim, tapi kemudian, pada Februari, setelah pertandingan Piala FA lawan The Toffees, pelatih asal Skotlandia itu mengejutkan klub dan dunia sepakbola ketika ia mengundurkan diri dengan tiba-tiba.

"Di ruang ganti setelah imbang 4-4 dengan Everton, tidak ada yang punya firasat tentang apa yang terjadi berikutnya," ujar striker Liverpool Ray Houghton kepada The Guardian.

Ronnie Moran sempat menjadi karetaker, dengan mantan skiper Graeme Souness didatangkan dari Rangers sebagai manajer permanen pada 16 April, dengan sisa lima pertandingan.

Liverpool finis di urutan kedua, tujuh poin di belakang Arsenal yang hanya salah satu kali di bawah asuhan George Graham.

Divisi Pertama 1978-79 (enam kemenangan beruntun)

Juara Eropa Bob Paisley mengawali musim 1978-79 untuk berusaha merebut gelar Divisi Pertama dari tangan Nottingham Forest besutan Brian Clough, yang muncul sebagai rival terbesar Liverpool dalam persaingan.

Dengan Dalglish dan Souness berada dalam performa mencetak gol yang top, Liverpool membuka musim dengan enam kemenangan beruntun, termasuk menggasak Tottenham Hotspur 7-0 di Anfield, sebelum imbang 1-1 di West Bromwich Albion di September.

Di pertandingan berikutnya, Liverpool tersingkir di Piala Eropa di tangan Forest, tapi tim besutan Paisley bisa membalas, mengalahkan tim Clough 2-0 di Anfield pada Desember untuk tetap ada di puncak liga di atas Everton besutan Gordon Lee.

Everton akan terlempar ketika Forest muncul sebagai penantang tapi tidak ada yang bisa mengejar Liverpool dalam performa yang sensasional.

Dalghlish mencetak 21 gol dalam musim dengan gol paling banyaknya bersama klub, kiper Ray Clemence melakukan 28 clean sheet yang luar biasa, dan tim Paisley mengamankan gelar ketiga dalam masa kepelatihan dengan rekor 68 poin (dua poin untuk kemenangan).

Forest besutan Clough finis di urutan kedua, tertinggal delapan poin, meski tim East Midlans itu meraih gelar Piala Eropa untuk mempertahankan Piala Liga.

Divisi Pertama 1969-70 (empat kemenangan beruntun)

Liverpool besutan Bill Shankly memenangi empat pertandingan awal sebelum diimbangi 3-3 oleh Burnley di Anfield, dan kemudian melanjutkan delapan pertandingan tanpa terkalahkan yang membuat mereka memuncaki liga di awal September.

Musim itu tampaknya penuh menjanjikan buat sang runner-up di musim sebelumnya bagi Leeds United besutan Don Revie, tapi musim 1969-70 menjadi salah satu transisi yang signifikan.

Favorit fans, 'Sir' Roger Hunt--pencetak gol terbanyak Liverpool dalam delapan tahun secara beruntun dari 1962 hingga 1969--meninggalkan klub dan bergabung ke Bolton Wanderers pada Desember.

Saat yang menentukan terjadi pada Februari, ketika Liverpool menelan kekalahan 1-0 di ajang Piala FA di tangan tuan rumah tim Divisi Dua Watford.

"Proses putus asa dimulai di sana," Shankly kemudian menjelaskan. "Setelah Watford, saya tahu saya harus melakukan pekerjaan saya dan mengubah tim. Saya memiliki tugas untuk melakukan buat diri saya, keluarga saya, Liverpool Football Club, dan para suporter."

Liverpool akhirnya finis di urutan kelima saat Shankly mulai membangun kembali tim. Pemain-pemain seperti St John dan Ron Yeats keluar, sedangkan Steve Heighway, John Toshack, dan Kevin Keegan masuk ke dalam tim.