Baru berusia hampir 21 tahun, Ozan Kabak telah melewati banyak hal di dalam sepak bola

Bermain di Champions League pada usia 18, keharusan untuk menang setiap minggu, pindah ke negara baru dan berada di jurang degradasi. Kabak menangani setiap tekanan itu sebelum kedatangannya ke Liverpool.

 

Dan semua pengalaman itu terbukti vital ketika The Reds mendatangkannya dengan status pinjaman dari Schalke 04 pada hari terakhir transfer bulan Januari.

 

Kabak hanya sempat beradaptasi di Merseyside di satu pertandingan. Selanjutnya, sang pemain harus langsung memimpin lini tengah dalam banyak ujian yang luar biasa. Pilihannya hanyalah satu: tenggelam atau berenang

 

 

"Ya, saya cukup berpengalaman," kata pemain asal Turki itu kepada Liverpoolfc.com dalam wawancara baru-baru ini. " Champions League, Bundesliga dan kemudian Premier League, saya harus berkembang dengan cepat.

 

"Pada usia itu, 18 tahun, bermain di Champions League dan bagi Galatasaray - seperti di Liverpool juga - kami harus memenangkan setiap pertandingan. Mereka memiliki banyak penggemar dan kami harus membuat mereka bahagia setiap minggu. Mereka berharap banyak dari kami, jadi saya harus bertumbuh dewasa lebih cepat. Itulah yang saya lakukan saat itu.

 

"Untuk ukuran pemain muda, saya mendapat banyak manfaat karena jelas bermain di banyak pertandingan membantu saya beradaptasi di tempat baru atau liga baru.

 

"Itu sebabnya saya pikir adaptasi tidak terlalu sulit bagi saya. Saya menyesuaikan diri dengan lebih mudah daripada yang mungkin dilakukan orang lain."

 

Memang, debut Kabak untuk Liverpool ketika menghadapi Leicester City akhirnya menjadi salah satu yang harus dilupakan.

 

Miskomunikasi antara dia dan Alisson Becker membuat Leicester memimpin dan, akhirnya, menang 3-1.

 

"Hingga menit ke-75 semuanya berjalan lancar," Kabak merenungkannya. Hal yang disayangkan karena dalam sepak bola semua hal bisa terjadi dan sayangnya Itu terjadi.

 

“Tapi menurut saya, dalam sepak bola, apapun yang terjadi, pemain harus bisa melupakannya dan harus terus maju dan terus maju. Saya harus melupakan masa lalu.

 

"Itulah yang saya lakukan - saya coba melupakan momen itu dan saya mencoba memberikan yang terbaik dari pertandingan ke pertandingan.

 

Tapi, sejujurnya, saya merasa sangat, sangat sedih. Tapi rekan tim saya, manajer, semua orang mendukung saya dan saya menghargainya.

 

"Itu tidak mudah, tentu saja. Saya datang langsung ke tim dan saya perlu memberikan sesuatu kepada tim dan membantu tim. Di saat yang sama, saya harus terbiasa dengan kota dan bahasanya - semuanya baru.

 

"Untuk seorang pemuda berusia 20 tahun, itu tidak mudah tapi saya pikir saya melakukannya dengan baik dan saya hanya berkonsentrasi pada permainan saya."

 

Setelah pertandingan melawan Leicester, Kabak kemudian menampilkan performa yang 'sangat menjanjikan' di mata Jürgen Klopp. 'Bakat yang luar biasa' - pernyataan yang kemudian dikatakan oleh manajernya - membantu tim mencatat lima clean sheet dari tujuh pertandingan berikutnya.

 

Mantan pemain Liverpool, Jamie Carragher, memuji dan mengamati keberanian pemain bernomor punggung 19 itu ketika menghadapi Wolverhampton Wanderers, sifat yang tampaknya langka untuk pemain yang masih sangat muda.

 

 

Mengenai kemampuan itu, Kabak menjelaskan: "Sebagai seorang bek, saya pikir kami perlu mengetahui bahaya yang akan datang dan kami perlu mengantisipasinya sebelum itu terjadi.

 

"Saya tidak tahu apa namanya dalam bahasa Inggris tetapi kami perlu menebak ke mana arah bahaya itu dan kami harus bergerak ke sana dan mengantisipasinya. Kami harus cerdas. Itulah yang saya coba lakukan dan ini tentang pengalaman juga, Kupikir.

 

"Rekan setim saya, Virgil [van Dijk], misalnya, sangat bagus dalam hal ini. Dia melakukannya dengan sangat baik karena dia orang yang sangat berpengalaman dan dia mengerti hal ini. Jadi saya mencoba melakukan yang terbaik dari pertandingan ke pertandingan, saya pikir saya menjadi lebih baik dalam hal ini.

 

"Saya orang yang tenang, jadi mungkin itu berasal dari sini. Di tim junior, saya selalu menjadi kapten, di tim nasional Turki, jadi mungkin semuanya berasal dari sana. Tapi saya pikir itu juga adalah karakter. "

 

Kabak juga menerima nasihat penting dari departemen analisis klub dan Van Dijk.

 

"Dia [Van Dijk] memberi saya nasihat-nasihat kecil tentang mentalitas tim kami," tambah Kabak. "Saya pikir para pemain bertahan lebih memahami satu sama lain dan dia mendatangi saya dengan beberapa nasihat kecil tentang bagaimana kami bermain atau apa yang perlu saya lakukan. Itu membantu saya.

 

"Saya menganalisis setiap striker sebelum pertandingan dengan analisis video. Saya meminta orang-orang yang bekerja di sini untuk memberikan video mereka dan saya akan mengamatinya.

 

"Sebelum pertandingan saya tahu kaki mana yang lebih kuat dan kemampuan apa yang dimiliki striker lawan. Itu sangat membantu saya karena akan lebih mudah menebak gerakan selanjutnya."

 

 

Untuk membantunya tetap fokus di lapangan, Kabak melepaskan dirinya dari hal-hal yang berkaitan dengan sepak bola ketika sedang tidak berlatih.

 

Sebelum pandemi, dia sering pergi ke bioskop dan restoran bersama keluarga dan teman. Meskipun saat ini terbatas pada TV dan buku, dia menganggap kesenangan apa pun yang membantunya pergi sejenak dari sepak bola sangatlah penting.

 

Dia menjelaskan: "Kami tidak berbicara tentang sepak bola di rumah kami dengan orang tua atau dengan teman. Hanya mungkin setelah pertandingan kami berbicara selama dua, tiga menit. Itu saja. Saya berkata, 'Mari kita lupakan sejenak dan bicarakan hal-hal lain.'

 

"Hidup kami bukan hanya tentang sepak bola. Kami selalu di ruang ganti berbicara tentang sepak bola dan kami berlatih setiap hari. Saya pikir ketika kami pulang kami perlu bersantai dan kami perlu memikirkan dan membicarakan hal-hal lain dalam hidup. Itu membuat kami jauh lebih santai. "