Ketidakegoisan Fabinho adalah dasar reputasi kelas dunianya, jelas Pepijn Lijnders.

Menjadi bagian penting dari kesuksesan Liverpool di lini tengah selama dua musim pertamanya bersama klub, Fabinho telah menghabiskan sebagian besar musim ini di lini bertahan karena badai cedera di skuad The Reds.

 

Namun, awal bulan ini, pemain nomor 3 itu kembali ke posisinya favoritnya dan tampil luar biasa dalam kemenangan 2-0 di Champions League atas RB Leipzig. Selanjutnya, Jürgen Klopp menegaskan kembali identitasnya sebagai salah satu yang terbaik di dunia.

 

Penilaian yang sama diberikan oleh Lijnders, yang sebelumnya menggunakan kata 'mercusuar' untuk menggambarkan pengaruh pemain asal Brasil di dalam skuad.

 

Membahas pengaruh kembalinya Fabinho ke lini tengah, dan ketidakhadirannya di posisi tersebut pada sebagian besar 2020-21, asisten manajer mengatakan kepada Liverpoolfc.com: “Kami tidak hanya kehilangan sebagian besar lini pertahanan kami [karena cedera], tetapi kami kehilangan lini tengah kami juga.

 

“Di posisi tersebut, kami kehilangan mesin, dan itu masalah besar. Itu adalah sesuatu yang menimbulkan dampak berbeda dalam aspek taktis kami.

 

“Sering kali masalah kecil datang dari satu masalah besar. Jika Anda mencoba menyelesaikan masalah kecil dan tidak berhasil, Anda selanjutnya jadi harus menyelesaikan masalah yang lebih besar. Kami selalu berusaha mencari solusinya, tetapi solusi tersebut membutuhkan konsistensi, dan masalahnya adalah kami menemukan masalah baru sekaligus menghilangkan konsistensi kami.

 

“Kami tidak mengukur diri kami dengan masa lalu, tetapi kami harus mengingat apa yang membuat kami menjadi tim yang ditakuti oleh banyak lawan dulu. Inilah alasan utama mengapa kami menang.

 

“Kembali ke Fabinho sebagai mercusuar, pemain nomor 'enam' yang tepat bisa melihat lebih banyak hal. Pemain top seperti Fabinho memiliki kemampuan khusus, yaitu mereka memiliki semangat inisiatif yang besar. Itulah mengapa ketika kita berbicara tentang perkembangan tim, kita secara tidak langsung berbicara juga tentang perkembangan individu - cara kami bermain memaksa perkembangan setiap individu. ”

 

 

Lijnders melanjutkan: “Tentang Fabinho, saya hanya ingin mengatakan dia memiliki kapasitas untuk membuat pemain di sekitarnya lebih baik. Sangat sulit menemukan pemain yang memiliki bakat untuk membuat pemain lain berkembang.

 

“Hanya ada beberapa pemain di dunia yang memiliki kemampuan alami untuk menghentikan serangan balik, misalnya; kebanyakan dari mereka hanya melakukan tactical foul.

 

“Dia selalu menempatkan tim di atas dirinya sendiri. Dan lagi, semua pemain asal Brasil di tim ini memiliki karakteristik ini. Semua orang menyukai mereka.

 

“Dengan ini, kami mendapatkan seseorang yang hanya peduli tentang membuat tim lebih baik, tidak ada ruang untuk ego. Dia adalah team player yang sesungguhnya. Kami juga memiliki sosok sepertinya pada Gini dan Hendo yang juga punya karakteristik seperti itu.

 

“Memiliki dua gelandang seperti itu seperti ratu dalam permainan catur. Kami sempat kehilangan ratu, yang bertahan dengan cara menyerang. Ada alasan mengapa pemain catur hebat terbiasa menyerah begitu saja saat mereka kehilangan ratu.

 

“Kami membutuhkan dua orang yang bisa mengontrol permainan dengan menjadi dominan tanpa bola. Itulah yang kami cari. "