Pada 27 Januari 2006, bos Liverpool Rafael Benitez menyampaikan apa yang fans The Reds tunggu-tunggu untuk lebih dari empat tahun: kembalinya Robbie Fowler.

Direkrut kembali setelah kepergiannya pada November 2001, pahlawan The Kop itu balik ke Anfield.

"Saya benar-benar tidak percaya itu terjadi lagi," ujar Fowler yang gembira setelah bergabung ke klub kesayangannya untuk kedua kalinya.

"Saya sangat senang ini menakutkan.

"Melakukan perjalanan kembali ke Anfield adalah hal yang luar biasa. Untuk benar-benar meletakkan pena di atas kertas...yah, itu adalah sesuatu yang saya ingin wujudkan untuk waktu yang lama."

Lulusan Akademi kelahiran Toxteth itu telah membuktikan dirinya sebagai salah satu striker paling mematikan dan paling disegani klub setelah mencetak gol debutnya sebagai remaja berwajah segar pada September 1993.

Dijuluki 'Dewa' oleh para penggemar yang memujanya, ia mencapai 100 gol lebih cepat ketimbang mentornya, Ian Rush, dan memenangkan treble Piala Liga, Piala FA, dan Piala UEFA pada 2001.

Namun, terlepas dari kepahlawanannya, di pertengahan musim berikutnya, manajer Gerard Houllier melakukan yang tidak terpikirkan dan melepas Fowler ke Leeds United dengan memecahkan rekor £11 juta.

Para pendukung Liverpool tertegun. Media lokal dibanjiri dengan surat protes dna telepon. Para pendukung menginginkan dia kembali.

Rumor kembalinya dia datang dan pergi, namun satu-satunya transfer yang terjadi buat Fowler adalah membawa dirinya ke Manchester City besutan Kevin Keegan pada 2003.

Kemudian, di usia 30 tahun, panggilan datang dari Benitez. Fowler direkrut dengan bebas transfer dan kembalinya sang legenda mendapat sambutan selamat datang.

"Saya pikir itu adalah saat yang paling membanggakan dan paling berkesan bagi saya," Fowler kemudian berefleksi.

"Kembali ke Liverpool. Kembali ke rumah. Mengenakan kostum merah itu lagi. Itu sangat berarti buat saya.

Fowler tampak sangat senang ketika ia datang dari bangku cadangan untuk menjalani debut keduanya di Anfield.

Sang striker kemudian mencetak 12 gol dalam satu setengah musim bersama pasukan Benitez dan menyusul legenda lainnya, Kenny Dalglish, dalam daftar pencetak gol terbanyak klub sepanjang masa.

Selama dua kariernya di Liverpool, Fowler mencetak 183 gol dari 369 pertandingan dan ia berada di urutan keenam sebagai pencetak gol terbanyak dalam sejarah LFC.